SATUNUSA.CO,LOTIM – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus menjadi andalan bagi mereka dalam memberikan layanan medis berkualitas tinggi tanpa membebankan biaya yang signifikan. 

Ribuan pasien gagal ginjal di Indonesia kini dapat menjalani prosedur cuci darah secara rutin di berbagai fasilitas kesehatan yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. 

Salah satu peserta BPJS Kesehatan yang turut merasakan keuntungan dengan terdaftar sebagai peserta JKN adalah Ibunda dari Baiq Dian Apriani (35 Tahun) Asal Lendang Bunga Utara, Desa Kalijaga Baru, Kecamatan Lenek, Kabupaten Lombok Timur.

Ditemui di kantor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Selong ketika hendak melaporkan penonaktifan meninggal dunia milik almarhumah ibunya (02/12), Dian menceritakan pengalaman almarhum ketika mengidap penyakit gagal ginjal sejak akhir tahun 2023.

“Almarhum ibu saya terkena penyakit gagal ginjal sejak akhir tahun lalu, tepatnya dari sejak Oktober 2023. Ketika di vonis mengidap penyakit tersebut, saya langsung mendaftarkan ibu saya untuk terdaftar sebagai peserta JKN, karna pada saat itu ibu saya langsung drop dan dianjurkan untuk rutin melakukan cuci darah setiap 2 minggu sekali,” ungkap Dian.

Selama kurang lebih hampir 1 tahun rutin melakukan cuci darah akibat dari penyakit gagal ginjal yang di derita ibunya, Dian merasa sangat terbantu dengan terdaftar sebagai peserta JKN, mengingat biaya cuci darah sangat mahal. 

“Sebelumnya saya khawatir ibu saya tidak bisa menjalani pengobatan karena biaya cuci darah yang mahal, namun dengan adanya BPJS Kesehatan kami tidak lagi cemas akan biaya pengobatan ibu saya. Selama satu tahun almarhumah ibu saya rutin menjalani cuci darah, kami tidak mengeluarkan biaya sepeserpun, selain dari iuran yang kami bayarkan rutin setiap bulannya,”ucapnya.

Terdaftar sebagai Peserta JKN dengan segmen kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Mandiri kelas 3, Dian merasa tidak ada perbedaan dalam hal pelayanan kesehatan yang diterima baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun rumah sakit.

“Saya merasa tidak ada perbedaan ketika petugas kesehatan melayani kami pasien kelas 3, 2 ataupun kelas 1, bahkan pasien BPJS Kesehatan tanggungan pemerintah juga sama seperti kami dilayani dengan sangat baik selama kami mejalani pengobatan sesuai prosedur yang sudah ditentukan. Suasana ketika menjalani perawatan cuci darah di rumah sakit juga sangat bersahabat, ibu saya dan semua pasien hemodialisa di ruangan tersebut dilayani dengan sangat ramah oleh seluruh petugas,” tambahnya.

Hemodialisis atau lebih dikenal dengan istilah cuci darah bagi penderita penyakit gagal ginjal kronis adalah salah satu jenis pengobatan yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. 

Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Selong Elly Widiani juga menjelaskan kemudahan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan ktika menjalani cuci darah bagi pasien gagal ginjal.

“Inovasi ini merupakan upaya yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan dalam memberikan kemudahan atau simplifikasi pelayanan bagi pasien gagal ginjal kronis yang rutin mendapatkan layanan cuci darah atau hemodalisis di rumah sakit dan sudah terdaftar dengan menggunakan sidik jari atau finger print, dimana surat rujukan yang berakhir setelah 90 hari dapat diperpanjang di rumah sakit sehingga pasien tidak lagi direpotkan untuk mengurus perpanjangan surat rujukan ke FKTP,”jelasnya.(*)