LOTIM, SATUNUSA.CO - Susilawati, ibu dua anak asal Desa Tumbuh Mulia Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur mungkin tak pernah bermimpi, jika dirinya akan menginjakkan kaki di Istana Negara, menjadi salah satu tamu undangan pada peringatan HUT RI ke -74.
Pasalanya, Ia yang hanya mengawali pekerjaan sebagai tukang berih-bersih kantor Desa Tumbuh Mulia sekitar tahun 2010, pada mulanya hanya ingin bekerja untuk menambah penghasilan membantu orang tuanya kala itu.
Setelah menikah pada tahun 2011, jiwa pengabdian perempuan yang kerap dipanggil Susi ini tidak surut. Bahkan ketekunannya dalam bekerja membuat Ia dipercaya menjadi Kepala Urusan Administrasi Umum pada tahun 2012 di Desa Tumbuh Mulia dan mengantarkannya menjadi Kasi Pemerintahan sejak tahun 2019.
Susi yang pernah mengenyam pendidikan hingga S1 ini, adalah pribadi tangguh dan pekerja keras meski dalam keterbatasan. Bahkan karena terbatasnya biaya pendidikan, hingga saat ini ijazah sarjana Susi belum diambil.
Cita-citanya menjadi seorang Guru dan pengusaha sukses yang belum tercapai juga tak membuatnya menyerah untuk menempuh jalan pengabdian. Sejak bekerja di Kantor Desa Susi aktif sebagai Kader Desa dan juga membantu berbagai kegiatan program KB di desanya.
Meski sempat menimati honor hanya Rp.50.000 per bulan, tidak membuat perempuan kelahiran tahun 1991 ini mundur dari pekerjaannya. Bahkan pengalaman tersebut membuat rasa syukurnya semakin bertambah saat Ia mendapat honor yang lebih besar saat ini.
Kerja keras, ketekunan dan rasa pengabdian ini kemudian mengantarkan Susilawati untuk mengikuti penilaian Institusi Masyarakat Pedesaan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (IMP PPKBD) tingkat Nasional. Siapa sangka, Susi keluar sebagai Juara Nasional mengalahkan 18 pesaingnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Keberhasilannya inilah yang membuat Susi diundang sebagai salah satu tamu di Istana Negara untuk mengikuti Upacara Peringatan HUT RI Ke - 74.
Bagi Susi, penghargaan adalah bentuk apresiasi sebagai lecutan semangatnya untuk terus memberikan pelayanan terbaik dalam tugas pengabdianya. Namun lebih dari itu, kebermanfaatan bagi sesama adalah yang utama.
Susi perempuan desa yang hidup dalam keterbatasan telah membuktikan diri, keadaan bisa diretas dengan kerja keras dengan penuh keikhlasan dan rasa Syukur.
Ia yang dulunya hanya tukang bersih-bersih kantor desa akan menginjakkan kaki di Istana karena prestasinya. (SR)