SATUNUSA.CO, LOTIM- Anda hoby wisata alam pegunungan? Bukit Pal Jepang di desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur bisa menjadi pilihan. Obyek wisata yang satu ini makin banyak dikunjungi wisatawan, lebih lagi pasca lebaran.
Tak mudah memang untuk mencapai puncak Pal Jepang. Wisatawan harus jalan menanjak, melalui 3 pos, sekitar 6 jam perjalanan dari pintu masuk Sapit. Bagi pemula, bisa 3 sampai 5 kali istirahat, bisa di tiap pos baru sampai ke puncak.
Meski lumayan panjang perjalanan, tapi rasa lelah, capek dijamin tidak terasa karena sepanjang perjalanan, pengunjung menikmati pesona alam pengunungan nan indah, bersih dan masih alami. Setiap pos, Pokdarwis setempat memasang himbauan agar pengunjung menjaga tetap menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan.
Sampai di puncak Pal Jepang dengan ketinggian 2300 MDPL, perjalanan menanjak itu terbayarkan. Pengunjung bisa menikmati fenomena alam berupa gugusan awan yang menggulung-gulung seperti ombak atau warga setempat menyebutnya dengan "samudera awan".
Pengunjung pun bisa bermalam, camping, bangun tenda ditemani Porter menikmati suasana alam pedesaan di malam hari.
"Tempat wisata itu sangat berkesan. Selain alamnya yang indah, kita bisa menikmati keindahan malam dengan lampu-lampu warga yang berbagai macam warna ya sehingga terlihat seperti bintang bintang," ujar wisatawan asal Sumbawa, Julia, Ahad (16/05).
Tak hanya itu, tutur Julia, meski berada di ketinggian masih bisa menikmati sinyal 4G sehingga akses komunikasi tidak terganggu dan bisa lebih update mengabarkan tempat ini ke teman dan keluarga, tetap eksis di media sosial.
Ketua Pokdarwis Langgar Pusaka Desa Sapit, Janatan Firdaus mengatakan hampir setiap hari selalu ada pengunjung yang ingin ke puncak.
"Paket wisata sekarang tidak hanya dibuka pada akhir pekan saja karena banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung dan menikmati keindahan alam bukit Pal Jepang yang masih tergolong cukup menyegarkan,"ujarnya.
Banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke tempat ini, para pelaku wisata melalui Pokdarwis terus berupa melengkapi fasilitas dan menyiapkan sumber daya manusianya sehingga wisatawan nyaman berkunjung ke tempat ini.
Sejak setahun lalu dirinya secara swadaya membentuk kelompok sadar wisata bernama "Komunitif Perlindungan Hutan" yang diisi oleh para warga yang menjaga perkebunan di sana. Mereka tidak hanya menjaga tempat itu, melainkan juga sebagai pendamping wisatawan, porter dan juga menjaga keamanan.
Pokdarwis ini, lanjutnya, membuat fasilitas seperti papan penunjuk arah dan hiasan yang bisa digunakan wisatawan untuk berfoto bersama maupun swafoto.
"Apabila wisatawan ingin dipandu sekaligus disediakan makan dan bermalam di sana, penglola sudah menyediakan Porter yang siap menemani perjalanan para wisatawan," tutupnya.(ram)