SATUNUSA.CO, LOTIM - Rantok adalah seni memukulkan antan pada lesung dengan ritme sehingga menimbulkan bunyi seperti gamelan. Rantok biasanya dimainkan oleh pria dan wanita sekitar 10 orang yang memukul bagian tengah dan pinggir rantok
Rantok sebenarnya berfungsi sebagai alat kerja tradisional, digunakan menumbuk padi dan ketan hingga berbentuk beras dan tepung untuk menu makanan, biasanya kue dihidangkan saat acara begawe (pesta), seperti pernikahan atau khitanan.
Di berapa tempat di desa, epen gawe (tuan rumah) akan menyiapkan bahan-bahan seperti beras dan ketan, kemudian para tetangga akan memukul rantok dengan irama tertentu yang dimaksudkan untuk mengundang warga ke tempat acara.
Kini, rantok yang semula hanya alat penumbuk padi, ketan, dan lainnya berkembang menjadi seni pertunjukan. Ia lahir dari tradisi gotong royong warga yang membantu meringankan pekerjaan sebuah keluarga yang hajatan begawe .Setelah adanya mesin penggilingan yang hemat tenaga manusia, menumbuk padi dan ketan dengan rantok jarang dilakukan.
Itulah seni pertunjukan yang ditampilkan di acara pembukaan Pekan Pesona Gumi Selaparang (PPGS) 2019 yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Lombok Timur H. Rohman Farly mengwakili Bupati, Senin (26/8/2019) di Lapangan Nasional Selong.
Ditampilkannya seni pertunjukan Rantok dimaksudkan sebagai wahana untuk memprkenalkan begitu banyak kekayaan tradisonal yang dimiliki daerah ini dan itu salah satu pesona Gumi Selaparang.
Baca juga: Warisan Turun Temurun, Tenun Budaya Nasional
Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran pada Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur Muhir mengatakan, ditampilkannya rantok dalam pembukaan PGS memiliki filosofi kebersamaan menyiratkan pekerjaan seberat apapun akan dapat diselesaikan kalau dilakukan secara bersama- sama dengan nilai gotong-royong.
"Seperti halnya dengan sektor pariwisata Lombok Timur dengan kelemahan dan kelebihannya membutuhkan kerjasama multi pihak. Tak mungkin pariwisata sendirian menyelesaikan persoalan yang melekat pada sektor pariwisata. Kebersihan, keamanan, infrastruktur pendukung lainnya, membutuhkan kepedulian Dinas instansi lainnya," ungkapnya.
Irama yang ditimbulkan oleh para pemukul rantok papar Muhir, meski pada satu wadah dengan cara yang berbeda akan menghasilkan irama yang indah, merupakan simbol kebersamaan dalam program pembangunan sektor pariwisata. Memajukan sektor pariwisata perlu implementasi dalam bentuk program terpadu
"Maka kita dapat menangkap pesan leluhur bangsa Sasak. Besopoa manca, bekelin bareng yang maksudnya, tiap OPD yang satu dengan lainnya menjadi satu kesatuan dalam bingkai pembangunan Kabupaten Lombok Timur, kendati memilki tupoksi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bekelin bareng mengandung makna setiap OPD memilki garis dan aturan yang berbeda namun tetap dalam koridor untuk kemaslahatan masyarakat Lombok Timur, itulah pesan kita dalam seni pertunjukan rantok, "tambanya.
Seni pertunjukan rantok tersebut, mendapat perhatian khusus dari undangan dan masyarakat yang menyaksikan secara langsung pembukaan Pekan Pesona Gumi Selaparang yang akan berakhir hingga 31 Agustus tersebut. (DY)