PARIWISATA

Seni Pertunjukan <i> Rantok</i> di PGS

Blog Image
Inilah Seni Pertunjukan Rantok yang Memukau di PGS / Foto: Edmond Ken

SATUNUSA.CO, LOTIM -  Rantok adalah seni memukulkan antan pada lesung dengan ritme sehingga menimbulkan bunyi seperti gamelan. Rantok biasanya dimainkan oleh pria dan wanita sekitar 10 orang yang memukul bagian tengah dan pinggir rantok

Rantok sebenarnya berfungsi sebagai alat kerja tradisional, digunakan  menumbuk padi dan ketan hingga berbentuk beras dan tepung untuk menu makanan, biasanya kue dihidangkan saat acara begawe (pesta), seperti pernikahan atau khitanan.

Di berapa tempat di desa, epen gawe (tuan rumah) akan menyiapkan bahan-bahan seperti beras dan ketan, kemudian para tetangga akan memukul rantok dengan irama tertentu yang dimaksudkan untuk mengundang warga ke tempat acara.

Kini, rantok yang semula hanya alat penumbuk padi, ketan, dan lainnya berkembang menjadi seni pertunjukan. Ia lahir dari tradisi gotong royong warga yang membantu meringankan pekerjaan sebuah keluarga yang hajatan begawe .Setelah adanya mesin penggilingan yang hemat tenaga manusia, menumbuk padi dan ketan  dengan rantok jarang dilakukan.

Itulah seni pertunjukan yang ditampilkan di acara pembukaan Pekan Pesona Gumi Selaparang (PPGS) 2019 yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Lombok Timur H. Rohman Farly mengwakili Bupati, Senin (26/8/2019) di Lapangan Nasional Selong.

Ditampilkannya seni pertunjukan Rantok dimaksudkan sebagai wahana untuk memprkenalkan begitu banyak kekayaan tradisonal yang dimiliki daerah ini dan itu salah satu pesona Gumi Selaparang.

Baca juga:  Warisan Turun Temurun, Tenun Budaya Nasional

Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran pada Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur Muhir mengatakan, ditampilkannya rantok dalam pembukaan PGS memiliki filosofi kebersamaan menyiratkan pekerjaan seberat apapun akan dapat diselesaikan kalau dilakukan secara bersama- sama dengan nilai  gotong-royong.

"Seperti halnya dengan sektor pariwisata Lombok Timur dengan kelemahan dan kelebihannya  membutuhkan kerjasama multi pihak. Tak mungkin pariwisata sendirian menyelesaikan persoalan yang melekat pada sektor pariwisata. Kebersihan, keamanan, infrastruktur pendukung lainnya, membutuhkan kepedulian Dinas instansi lainnya," ungkapnya.

Irama yang ditimbulkan oleh para pemukul rantok papar Muhir, meski pada satu wadah dengan cara yang berbeda akan menghasilkan irama yang indah, merupakan simbol kebersamaan dalam  program pembangunan sektor pariwisata.  Memajukan sektor pariwisata perlu implementasi  dalam bentuk program terpadu

"Maka kita dapat menangkap pesan leluhur bangsa Sasak. Besopoa manca, bekelin bareng yang maksudnya, tiap OPD yang satu dengan lainnya menjadi satu kesatuan dalam bingkai pembangunan Kabupaten Lombok Timur, kendati memilki tupoksi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bekelin bareng mengandung makna setiap OPD memilki garis dan aturan yang berbeda namun tetap dalam koridor untuk kemaslahatan masyarakat Lombok Timur, itulah pesan kita dalam seni pertunjukan rantok, "tambanya.

Seni pertunjukan rantok tersebut, mendapat perhatian khusus dari undangan dan masyarakat yang menyaksikan secara langsung pembukaan Pekan Pesona Gumi Selaparang yang akan berakhir hingga 31 Agustus tersebut. (DY)

 

Recent Post

blog image
UMUM

Pelantikan PC NU Lotim Berlangsung Khidmat

SATUNUSA.CO, LOTIM-Pj. Bupati Lombok Timur H. Mohammad Juaini Taufik menyampaikan terima kasihnya atas kerja sama yang telah terbangun dengan pengurus cabang Nahdatul Ulama (NU). Kerja sama seperti...

blog image
PEMERINTAHAN

Evkin Terakhir, Pj. Bupati Sampaikan Capaian Peningkatan PAD

JAKARTA- Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Timur tahun 2024 meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 58,94% menjadi 80,47%.

Tahun 2024 tercatat PAD Lombok Timur berhasil terkumpu...

blog image
UMUM

Pemkab Lotim Apresiasi Capaian Dayama

LSATUNUSA.CO, LOTIM- Atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Pj. Bupati H. Muhammad Juaini Taofik menyampaikan terima kasih atas dedikasi dan peran serta Pondok Pesantren  Darul Yatama Wa...