SATUNUSA.CO, LOTIM – Sore yang segar, waktu menjelang senja, terlihat membentang warna jingga di ufuk barat. Saya kemudian sampai di sebuah desa yang kontur wilayahnya sangat indah, tidak begitu landai hanya sedikit menanjak. Sebelum masuk di wilayah desa, Saya melihat banyak anak muda yang sedang swafoto di dinding tebing dengan cat warna-warna tidak jauh dari Gapura Selamat Datang Desa Kembang Kuning. Desa yang kreatif.
Desa kembang Kuning, Kecamatan Sikur tengah mengembangkan pariwisata. Sektor ini menjadi salah satu potensi yang sangat menjanjikan, terlebih lagi dengan ketersedian panoram alam. Itulah alasan kuat sebagai jawaban sehingga Desa Kembang Kuning melirik homestay.
Homestay yang bernama “ Bale Kembang Kuning” tersebut, cerminan keseriusan dari Pemerintah Desa untuk memajukan sektor pariwisata saat bersamaan memperjelas identitas diri bahwa, Kembang Kuning sebagai Desa Wisata .
Saya melihat dari dekat homestay yang sudah beroperasi sejak 2018 tersebut dan mampu membuka lapangan kerja bagi generasi muda terampil. Begitu sejuk, indah dan ingin berlama-lama dimanjakan dengan susunan terasering persawahan saat menikmati secangkir kopi khas Kembang Kuning di restoran penginapan.
Menuju homestay dari Kantor Desa Kembang Kuning, berjalan ke arah utara sekitar satu kilometer, berbatasan dengan wilayah desa Jeruk Manis, tidak jauh pula dari Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Kepala Desa Kembang Kuning Haji Lalu Sujian, SH, berbincang secara khusus terkait pengembangan Kembang Kuning sebagai Desa Wisata bersama SATUNUSA.CO, berikut selengkapnya.
Bagaimana awalnya Pemerintah Desa tertarik membangun homestay ?
Desa kembang kuning sesungguhnya desa wisata kendati dulu sifatnya non formal. Itu ditandai dengan banyaknya masyarakat kami yang bergelut di sektor pariwisata berupa penginapan. Masyarakat melihat pariwisata ini menjadi salah satu usaha yang perlu dikembangkan. Lihat saja banyak sekali homestay yang berdiri di desa kami. Kami kemudian menyampikan permohonan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Desa untuk memfasilitasi membangun homestay , Alhamdulillah kami diundang ke Jakarta untuk presentasi, apa maksud dan tujuan membangun homestay. Setelah itu kami mendapat bantuan dari Kemendes berupa dana untuk membangun sebesar 500 juta rupiah. Dana tersebut diperuntukkan untuk homestay 3 lokal 180 juta kemudian 6 ruang toilet dan sisanya jalan rabat menuju objek wisata yang lain.
Mengelola homestay ini tidak mudah, perlu keterampilan dan manajemen yang terukur?
Begini ya, homestay ini digagas oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kembang Kuning yang sebelumnya bergerak dengan berbagai usaha yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bumdes tersebut sudah berjalan dengan sangat bagus, bahkan mampu mensuplay kebutuhan di luar desa kami.
Bukankah tidak cukup sekadar mengandalkan Bumdes ?
Benar sekali, kami memiliki pemuda dan generasi muda yang terampil, seperti yang saya sampaikan di awal , sesungguhnya sejak lama masyarakat kami sudah akrab dengan dunia kepariwisataan. Bumdes kemudian melihat itu sebagai peluang dan potensi terutama bagi anak muda yang memiliki keterampilan tadi, ya merekalah yang mengelola secara praktis operasional kesehariannya. Dan Alhamdullah hasilnya sangat bagus.
Artinya, ada peluang terciptanya lapangan kerja baru ?
Ya, tepat. Homestay yang kami miliki saat ini hanya 3 kamar dengan fasilitas yang memadai. Bayangkan homestay yang tiga kamar tersebut mampu menampung tenaga kerja 12 orang karyawan . Menurut hemat kami ini kan luar biasa, anak muda semakin produktif.
Sampai saat ini bagaimana perkembangan homestay tersebut ?
Home stay Bale Kembang Kuning, yang berdiri tahun 2018 lalu mengalami perkembangan yang menggembirakan, setiap malam semua kamar terisi. Tiap kamar memliki harga sekitar 300 ribu rupiah, jadi dalam satu hari homestay kami mampu menghasilkan omzet sebesar 900 ribu rupiah. Tapi bagi kami yang terpenting adalah bagaimana mampu menjadi solusi bagi generasi dan lapangan kerja tadi. Itu saja sebenarnya garis besar yang paling penting.
Kalau dari analisa usaha terlepas dari lapangan kerja tadi, apakah homestay ini sangat menjanjikan di masa depan ?
Kami pikir sangat menjanjikan karena kami optimis, bahkan ke depan sektor pariwisata ini akan terus dikembangkan dengan memaksimalkan potensi yang lain, seperti ketersedian kolam renang untuk rekreasi yang akan kami bangun di lokasi yang lain. Dengan demikian akan ada lagi lapangan kerja baru yang tercipta.
Oya, apa saja yang menjadi daya tarik dan penunjang homestay Bale kembang kuning ?
Homestay kami padukan juga dengan memperkenalkan aneka kerajinan dan usaha rumah tangga masyarakat seperti anyam-anyaman dan produk lainnya seperti bubuk kopi dalam kemasan khas desa Kembang Kuning .
Tamu yang berkunjung ke homestay kami perkenalkan proses produksi produk dan itu dirasakan sangat bermanfaat, bisa berlibur dan mengenal kekayaaan lainnya yang dimiliki oleh desa Kembang Kuning. Konsep itu kami padu-padankan satu paket dengan homestay.
Ada pemikiran pariwisata bisa saja berdampak pada tergerusnya Nilai-nilai lokal di tengah masyarakat, pedapat Pak Kades ?
Boleh saja ada pemikiran itu, kalau kita mau terbuka, bukan saja pariwisata yang berpotensi seperti itu, apa saja yang kita lakukan bisa berdampak poistif dan negatif. Tergantung kearifan dan cara menyikapinya. Jadi hemat kami, pariwisata yang kami kembangkan di desa Kembang Kuning adalah pariwisata yang justru memperkuat nilai-nilai kemasyaratan. Masyarakat menjadi pelaku di pariwisata, banyak homestay yang dikelola oleh masyarakat secara mandiri. Yang keliru jika ada konsep masyarakat hanya dijadikan penonton pembangunan. Tengok saja, kerajian dan produk masyarakat yang dibuat dengan penuh nilai-nilai disambut gembira oleh wisatawan, bahkan bernilai ekonomis. Jadi kami di desa Kembang Kuning, memiliki konsep pengembangan pariwisata yang bersumber dari nilai-nilai lokal kami. Jadi datang saja ke desa Kembang Kuning ada keramahan, tamu adalah saudara kami.
Lalu bagaimana Pengembangan Homestay Bale Kembang Kuning ?
Sekarang ini, kami baru miliki tiga kamar dan restoran, kedepan kami akan kembangkan lagi untuk 4 lokal lagi melihat perkembangan semakin hari semakin mengembirakan. Apalagi saat ini perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah untuk pengembangan desa wisata sangat bagus.
Kemarin Lombok Timur sudah perkenalkan branding pariwisata, Pesona Gumi Selaparang, bagaimana pandangan Pak Kades terkait hal itu ?
Kami apresiasi saja hal - hal positif seperti itu, semoga bisa memajukan pembanguann sektor pariwisata. Ada hal yang menarik sebenarnya, promosi yang paling efektif adalah image/ kesan dari wisatawan, jika kita mampu ciptakan kesan yang baik image yang positif dengan sendirinya promosi itu akan berjalan, contoh saja soal kebersihan objek wisata. Kita harus mampu ciptakan itu. Para wistawan kemudian akan menceritakan kebaikan dan kesan yang didapatkan pun sebaliknya kalau tidak berkesan. Jadi, mari kita bersinergi satu sama lain, libatkan semua pihak untuk kemajuan pariwisata kita di Lombk Timur. (DY)