JARUM jam menunjukkan Pukul. 24.00 WIB, KMP Pratama Kaya rute Lembar- Banyuwangi menyandar di Pelabuhan Ketapang, kabupaten Banyuwangi. Peralihan waktu menuju dini hari dipenuhi kelap-kelip lampu di pelabuhan yang tak pernah tidur itu.
Banyuwangi masih menunjukkan kehidupan dengan masih adanya warung tenda dan toko yang terbuka. Sebuah warung tenda dengan menu khas wader goreng tempat melepas lelah dihari yang sudah memasuki Jumat (18/11).
Hidangan dengan teh hangat mengembalikan energi ditengah gerimis yang membasahi jalanan beraspal. Perlu waktu beberapa jam untuk istirahat karena dalam waktu dekat mesti memenuhi janji audiensi JMSI NTB dengan Kadis Komunikasi Informatika dan Persandian Banyuwangi mewakili Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestandani. Ketua JMSI NTB sendiri Boy Mashudi, wartawan senior, kelahiran Banyuwangi yang tinggal dan menetap di Mataram, NTB.
Ada yang masih hangat dalam ingatan tentang kesadaran masyarakat Banyuwangi dan siapa saja yang pernah bertandang ke daerah sebagai publik relation bagi kemajuan kota kabupaten. Sebuah gerakan melalui sektor pariwisata yang kemudian menggerakkan sendi-sendi kehidupan sektor lain seperti infrastruktur perkotaan dan perdesaan. Banyuwangi kemudian melesat menunjukkan diri di sektor pariwisata.
Benar saja, ketika tim JMSI NTB diterima Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Banyuwangi, Budi Santoso dan Ngalamin dari Dinas Pariwisata setempat, terurai kesamaan antara Banyuwangi dengan beberapa kabupaten/kota di NTB. Salah satunya Banyuwangi punya areal surfing yang luar biasa yang juga dimiliki Kabupaten Dompu di NTB. Mengembangkan hunian dalam bentuk homestay, dan Lombok Timur juga tengah mengembangkan dengan pesat
Ada lagi yang sangat menarik. Banyuwangi memiliki bangunan lounge/ruang tunggu pelayanan tamu yang sangat indah dan mirip lounge hotel-hotel berbintang. Di bangunan itulah tempat menerima tamu pemerintah untuk kunjungan kerja, study banding. Lounge yang berada di areal Kantor Bupati, tamu dari berbagai kalangan diterima dengan ramah, mengambil menu makanan dan minuman khas Banyuwangi self service seperti di rumah sendiri. Aneka minuman khas dan makanan tersaji mulai dari wedang, jamu beras kencur dan jenis lainnya. Pada saat yang sama, tamu dari Provinsi DIY diterima disudut yang berbeda dengan pejabat yang berbeda pula. Lounge yang luas dengan sudut yang banyak . Menariknya, setiap Kepala Dinas yang ditunjuk menerima tamu mewakili Bupati/Wakil Bupati memiliki kemampuan yang sama dan sanggup untuk menjelaskan setiap detail tentang Banyuwangi karena mereka sudah memiliki visi yang sama.
Bukan itu saja, di lounge tersebut dilengkapi dengan layar monitor yang berjejer dengan aplikasi smart city yang komplit. Saya coba menyentuhnya dan membawa saya ke data yang lengkap mulai dari destinasi pariwisata, data kependudukan by name by address lengkap dengan jumlah anggota keluarga, termasuk pula progres pembangunan infrastruktur yang tengah dikerjakan. Tamu bisa mengakses dan mengetahui apa yang sedang dilakukan dan yang sudah dikerjakan oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi. Amazing.
Sementara itu di sektor pariwisata, Banyuwangi terus berbenah. Tagline pariwisata Banyuwangi "Jelajah Banyuwangi, Anda Pasti Ingin Kembali" menjadi energi positif yang memancar produktif.
Kenapa harus singgah di Banyuwangi?
Banyuwangi dari yang terlihat di lounge memiliki banyak destinasi populer yang ingin dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. Pesona wisata Banyuwangi meliputi wisata pegunungan, pantai, hutan serta wisata budaya adat-istiadat kearifan lokalnya.
Event-event yang menarik di Banyuwangi diantaranya Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival, Banyuwangi Beach Jazz Festival, International Tour de Banyuwangi Ijen dan tak kalah menariknya event Surf League (WSF) yang bertempat di Pantai Plengkung atau G-Land yang merupakan spot terbaik kedua di dunia untuk bermain selancar setelah Hawaii karena ombaknya yang besar.
Budi Santoso mengakui, Pariwisata Banyuwangi muncul belakangan dibanding Lombok.
" Banyuwangi memiliki potensi wisata yang diperhitungkan seperti Kawah Ijen, perkebunan karet, perkebunan kopi dan coklat, termasuk gelaran event skala nasional maupun internasional. Selain itu, bentangan pantai sepanjang 175 km mulai perbatasan Situbondo sampai Jember yang diantaranya dimanfaatkan untuk area surfing," jelasnya.
Di sisi lain, spot lain seperti Pulau Merah dan Teluk Ijo. Potensi ini terus dikembangkan dengan mengangkat kearifan lokal. Homestay dibangun, diantaranya dengan menyulap rumah penduduk agar memenuhi standar kesehatan terutama toilet bersih yang menjadi cermin isi keseluruhan bangunan itu.
"Masyarakat diajak bareng membangun potensi yang ada. Dengan cara ini rasa memiliki akan kuat. Publik Relation (PR) Banyuwangi adalah yang pernah berkunjung ke Banyuwangi. Siapa pun yang datang ke banyuwangi jadi PR untuk Banyuwangi, " jelasnya.
Betapa tidak, ujung tombak Banyuwangi adalah masyarakatnya sendiri. Dalam kaitan ini, driver/sopir menurut Budi Santoso, juru bicara garda terdepan yang paling pertama bersentuhan dengan tamu. Sopir pun dibina dalam melayani tamu agar lengkap menjelaskan potensi Banyuwangi. Dengan cara ini kerinduan orang akan muncul.
"Pemda sehebat apapun jika masyarakat tidak diedukasi tidak ada artinya. Karena itu Pemda mengedukasi masyarakat menjadi ujung tombak promosi pariwisata, " ujar Budi seraya menambahkan siapapun pengunjung itu, sekali datang akan kembali.
Di sektor pariwisata, pemerintah setempat menyediakan pilihan berwisata berdasarkan situasi Tamu. Pasalnya, tamu memiliki keterbatasan sehingga Dinas Pariwisata memiliki pilihan bagi tamu baik dari aspek usia maupun lama tinggal.
"Mana wisata yang bisa dipilih ketika tamu sudah berusia tua, itu ada pilihannya, " katanya mencontohkan.
Pentingnya memimpikan semangat pariwisata tidak lepas dari teori yang dijadikan dasar pijakan. Dengan memilih pariwisata, secara otomatis semua bisa dibangun termasuk infrastruktur. Tempat-tempat unik seperti lokasi kuliner, kadang dikejar di mana pun berada sampai menciptakan efek ganda sektor lain yang tak terbayangkan.
Pariwisata telah membuat pertumbuhan ekonomi lebih merata dengan munculnya usaha-usaha di tengah sawah atau di tepi sungai dengan jumlah pengunjung yang fantastis.(*)
Widiyanto/owner satunusa.co