SATUNUSA.CO,LOTIM - Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Timur melatih 40 pendaki wisata trekking Gunung Rinjani selama 4 hari. Pelatihan ini dimaksudkan untuk Standarisasi Pemandu dan akan disertifikasi. Kegiatan pelatihan ini diharapkan bisa mempercepat tercapainya impian menuju pendakian Rinjani sebagai tempat teraman di dunia.
Kepala Dinas Pariwisata Lotim, Iswan Rakhmadi saat menutup acara pelatihan, Kamis (3/11) kemarin mengatakan pelatihan dilakukan sebagai upaya bersama semua komponen. Semua harus terus berusaha menjadi yang terbaik. "Karena dari sisi waktu kita akan merugi kalau tak manfaatkan waktu dengan baik, kita harus keluar dari kerugian," ungkapnya.
Tantangan ke depan, menurut Kadispar saat ini masuk pada konteks konstalasi ekonomi. Sehingga kita perlu menata diri membuat standarisasi. Kita punya impian jadikan Rinjani tempat pendakian terbaik kelas dunia.
Kesan tentang pariwisata selama ini berbeda-beda. Selama ini bayangan tentang pariwisata terjebak pada dampaknya saja. Hanya pada hotel, aminitas, bule bercelana pendek, destinasi wisata lingkungan yang indah dan lainnya. Padahal katanya, yang terpenting sebenarnya adalah semua orang prinsipnya bisa jadi destinasi. Yakni mampu jadi penerima tamu yang baik. Mampu menyenangkan tamu yang datang. Hal yang tabu dalam nilai lokal adalah mengabaikan tamu. Semua diajarkan tentang hormati tamu dan jadikan tamu sebagai raja.
Kadispar pesankan jadilah pelaku wisata memiliki hati tulus ikhlas. Sejauh ini, nilai-nilai dasar dalam membangun wisata masih lemah. Wisata tak bisa ditangani dengan hati panas. Nilai-nilai wisata ga f aman, sejuk, indah dan menimbulkan kenangan belum. Semua tergambar dalam Sapta pesona wisata.
Kepala Seksi II BTNGR, Rio Wibawanto mengatakan pelatihan naik gunung merupakan langkah yang harus dilakukan. Ratusan orang treker yang baru belajar dan sudah senior. Perlu sinergi dengan instansi terkait.
Jumlah pelaku wisata trekking di Rinjani ini cukup banyak. Yakni mencapai 1.700 orang. Terdiri dari porter dan guide. Kata Rio, ini perlu dirapikan datanya. Data tentang pelaku wisata ini diakui belum terdata dan tertata dengan rapi. "Harapan kita, visi Rinjani pendakian kelas dunia berkelanjutan. Guide porter jadi ujung tombak Rinjani yang septy dan keberlanjutan," demikian ungkapnya. (*)