SATUNUSA.CO,LOTIM - Ketua Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pondok Pesantren Darunnahdatain (YPH PPD) NWDI, HM. Jamaluddin menyebut konposisi pasangan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dan Wakil Calon Presiden (Cawapres) Mahfud MD merupakan pasangan yang paling unggul dalam hal mendukung kemerdekaan Palestina.
Hal ini terbukti dari suara lantang penolakan yang pernah dilontarkan Mahfud MD pada saat penggelaran Piala Dunia U-20 Indonesia beberapa waktu lalu.
"Saya yakin lah ini Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang memang konsen terhadap kemerdekaan Palestina, pada saat Pildu U-20 bahkan Mahfud paling keras suaranya (Penolakan) kan," ucap Jamaluddin yang juga merupakan Ketua DPD Partai Perindo Lombok Timur itu, Sabtu (4/11/2023).
Dikatan, pada saat itu diantara kepala daerah yang ada, Mahfud menjadi yang terdepan dan paling banyak menyuarakan penolakanya terhadap timnas Israel. Hal itu menggambarkan bahwa jelas pasangan Ganjar-Mahfud juga akan selalu berpihak terhadap kemerdekaan Palestina ke depannya.
Apalagi, dari pimpinan partai PDI Perjuangan sendiri yakni Megawati Soekarno Putri telah melontarkan dukungannya pada beberapa video yang mengatakan sudah jelas bahwa kemerdekaan Indonesia tidak lengkap tanpa kemerdekaan Palestina sama seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno.
Selain itu, sebagai bagian dari Perindo dan sebagai bagian dari Nahdlatul Wathan Diniah Islamiyah (NWDI), Jamaluddin secara tegas memberikan dukungan dan keberpihakannya kepada kemerdekaan Palestina.
"Kami juga di Perindo, beberapa bulan yang lalu kan Pak Hary Tanoesoedibjo dan TGB bertemu langsung dengan Menteri Palestina di Jakarta," jelasnya.
"Jadi kalau NWDI dari dulu kan jelas mendukung Palestina," lanjutnya.
Dia menegaskan, Ganjar-Mahfud akan selalu berdiri untuk kemerdekaan Palestina, apalagi Mahfud yang juga merupakan seorang santri kan.
Selain itu, berkaca pada sejarah, keberadaan Negara Israel juga tidak lepas dari invasi yang dilakukan oleh kelompok Zionis yang datang dari eropa.
Dimana sebelum Israel didirikan, Palestina lah yang lebih dulu ada di tanah yang didalamnya berdiri tempat mulia bagi Agama Islam yakni Masjidil Aqsa.
"Jadi itu kan bukan kosong Sudah ada orang penduduknya, kemudian orang Eropa Yahudi yang lari dari kekejaman Nazi datang ke sana tiba-tiba mendirikan Negara yang bernama Israel," ungkapnya.
Dia meyakini, semua orang yang menentang kolonialisme penjajahan pasti akan mendukung Palestina kecuali memang lobi-lobi yang memasuki pemerintahan Barat yang mendukung zionisme ini.
"Tapi kita jelas dan tegaskan gerakan zionisme itu adalah gerakan politik buka gerakan agama itu yang kita tentang, apalagi kan ada juga orang Yahudi yang menentang zionisme," tutupnya. (*)