SATUNUSA.CO,LOTIM - Beasiswa dari pemeritah, baik secara kedinasan seperti di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Rset dan Teknologi (Mendikbudristek) untuk dalam dan luar negeri cukup banyak. Seperti tersedia khusus dalam Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Karenanya, daerah seperti NTB yang kondisi fiskalnya minus tidak harus menyediakan program beasiswa dari APBD-nya.
“Daerah minus seperti NTB tidak harus memberi beasiswa,” ungkap Rektor Universitas Gunung Rinjani (UGR), Dr. H. Moch Ali Bin Dachlan.
Mantan Bupati Lotim dua periode itu menilai, memang sebagai daerah dengan kondisi keuangan terbatas harusnya banyak mahasiswanya diberikan beasiswa. Tapi tidak harus dari anggaran daerah. Melainkan dari program beasiswa yang banyak tersedia di luar.
Ada juga beasiswa antar negara yang memilii hubungan diplomatic antar negara di dunia. Misalnya, hubungan diplomatic Jepang degan Indonesia yang ada program pertukaran mahasiswa. Indonesia mengirim mahasiswa ke Jepang, begitupun sebaliknya. “Ini ketentuan umum terjadi di dunia,” sebutnya.
Namun, kebijakan pemerintah NTB sebelumnya mengirimkan mahasiswa NTB ke eks negara Uni Sovyet kurang tepat. Beaiswa ke Polandia, Ceko dan lainnya itu katanya perlu dipertanyakan nilai lebihnya. Pasalnya, posisi negara tujuan beasiswa yang dikirimkan NTB ini sama statusnya dengan Indonesia sebagai negara berkembang.
Menurut Ali BD, mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia tidak harus mengacu pada beaiswa yang bersifat diplomatik ke luar negeri tersebut. Dikatakan, di Indonesia sendiri saat ini sudah banyak perguruan tinggi bertaraf internasional.
Dia menyarankan, perbanyak saja mahasiswa diberikan beasiswa untuk disiplin ilmu untuk mencari keahlian-keahlian yang sangat dibutuhkan ke Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Univeristas Gajah Mada juga ke Universitas Mataram dan perguruan tinggi besar lainnya.
Program beasiswa ini diakui memang sangat penting. Tapi anggaran NTB yang terbatas disarankan focus mencari beasiswa sebanyak-banyaknya dari program yang tersedia diluar tersebut.
“Yang sangat dibutuhkan bagi daerah bisa saja diberikan beasiswa dari kita di NTB, tapi tidak massal. Pemerintah perlu cari celah karena negara juga memberikan beasiswa,”ucapnya.
NTB tidak perlu habiskan energinya untuk sediakan terlalu banyak beasiswa. “Kita untuk makan saja susah,” ungkapnya. Tahun 1901, Jepang itu diketahui memang banyak mengiriman mahasiswanya ke barat. Tapi sekarang ini dunia sudah berubah. Perkembangan dunia pendidikan cukup pesat. (li)