SATUNUSA.CO, JAKARTA - Beragam manfaat dan khasiat tomat. Berbagai bukti ilmiah terekam dengan baik di banyak jurnal ilmiah. Meski demikian, sebagian riset tentang tomat ternyata menuai kontroversi.
Pada 2005, Edward Giovannucci menguraikan khasiat tomat pada kanker prostat. Studi observasional mengemukakan korelasi tomat dengan kanker prostat. Khasiat antikanker prostat pada tomat itu akibat komponen likopen.
Selain pada buah segar, likopen juga dijumpai di berbagai varian olahan tomat, misalnya jus, pasta, sup tomat, saus spageti, pizza, salad, kecap, salsa. Bioavailabilitas likopen pada produk olahan tersebut lebih baik dibandingkan di tomat segar.
Likopen, merepresentasikan 80-90 persen dari total karotenoid pada tomat merah yang matang, merupakan antioksidan paling efisien di antara karotenoid melalui aktivitas quenching oksigen tunggal dan proses scavenging radikal peroksil. Likopen, fitokimiawi utama di tomat, berperan penting dalam kesehatan manusia.
Menurut Reifen dan kawan-kawan pada 2004, suplementasi likopen pada tikus model kolitis (diinduksi iodoacetamide)menunjukkan penurunan kadar malondialdehyde (MDA) di jaringan, tanda-tanda histologis cedera kolon dan peningkatan kadar superoksida dismutase di sel-sel darah merah. Likopen adalah pigmen karotenoid merah yang terdapat pada berbagai buah, misalnya anggur merah, pepaya, jambu, semangka, tomat.
Khasiat likopen diduga berperan untuk mengatasi beragam kanker, mulai payudara, prostat, lambung, peremajaan sel-sel kulit dan awet muda, menurunkan kolesterol, mengatasi degenerasi makular terkait usia. Tomat juga mengandung vitamin C, vitamin E, lutein, betakaroten, flavonoid, dan antosianin. Antosianin adalah jenis flavonoid yang berlimpah pada buah dan sayuran berpigmentasi, diketahui juga memiliki efek medis yang bermanfaat, seperti aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antikanker, dan antidiabetes.
Namun hasil studi Giovannucci (2005) di atas amat berbeda dengan eksperimen yang dilakukan oleh tim Schuurman pada 1998 dan Etminan pada 2004. Setelah melalui riset laboratorium dan kajian komprehensif, kelompok ilmuwan itu sepakat tidak dijumpai hubungan positif antara tomat, likopen, dan kanker prostat.
Pada 2007, tim Kavanaugh menyatakan bahwa Food and Drug Administration (FDA) menemukan bukti yang amat terbatas untuk mendukung hubungan antara konsumsi tomat dan penurunan risiko menderita kanker prostat, lambung, sel telur, dan pankreas. Korelasi antara tomat dan kanker paru-paru juga menyimpan kontroversi.
Sebagian penelitian menyimpulkan tomat bermanfaat mengatasi kanker paru-paru, namun riset lainnya membantah. Berbagai studi epidemiologi terkait khasiat tomat belum sempurna, perlu dilakukan riset lanjutan yang komprehensif. Agar holistik, tim ilmuwan perlu melakukan penilaian terhadap bioavailabilitas likopen, identifikasi sumber utama likopen, observasi populasi yang memiliki nilai asupan tomat tinggi, pengukuran darah, serta perhitungan pola temporal diet tunggal secara berkesinambungan, perbanyakan populasi untuk evaluasi risiko relatif, uji pengaruh genetika, misalnya polimorfisme genetika terkait gen perbaikan DNA.(SN)
Sumber: Tempo.CO