LOTIM, SATUNUSA.CO,-Cilokaq adalah salah satu jenis musik tradisional khas suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Menurut cerita rakyat Sasak, kata Cilokaq diambil dari kata Seloka yang dalam bahasa Sasak berarti “untaian syair-syair yang berisi tentang nasehat, petuah, kritik sosial, aturan adat, atau doa".
Seiring perkembangan waktu Cilokaq menjadi group musik tradisional yang digunakan untuk mengisi hajatan pesta berupa khitanan, perkawinan dan pesta Masyarakat Lombok lainnya.
Doyan Nade, salah satu group Cilokaq asal Desa Sepit, Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur yang berdiri sejak tahun 2004. Doyan Nade sendiri memiliki arti secara umum, sangat suka dengan nada. Nama itu bisa menjadi spirit untuk terus berkarya. Demikian dijelaskan oleh pimpinan Cilokaq Doyan Nade Sepit, Ahmad Rosidi, Ahad (28/7/2019).
Bicara Cilokaq menurut Rosidi, bagian dari hari-harinya sekarang, bahkan salah satu cara dirinya dan anggota Doyan Nade ambil bagian berpartisipasi dalam melestarikan kesenian tradisional.
Dalam kegiatan pentasnya lagu-lagu yang dibawakaan Doyan Nade merupakan lagu-lagu sasak yang diaransmen ulang sesuai sentuhan kekinian dengan kebutuhan zaman.
"Kami fokus untuk melestarikan kesenian Cilokaq ini, dari sini kami berkiprah dalam melestaraikan kesenian kendati dirasakan kurang perhatian dari pemerintah," jelasnya.
Menurutnya, Doyan Nade memiliki anak-anak muda setempat yang kreatif sebagai personil. Mereka memanfaatkan Cilokaq sebagai wahana meyalurkan bakat dan hoby bahkan menjadi lapangan pekerjaan. Doyan Nade memiliki nama besar di pentas Cilokaq di daerah ini, bukan saja di Lombok Timur bahkan di darah lain di NTB, Doyan Nade sering tampil.
"Ada 25 orang yg bekerja dan berjuang membesarkan Cilokaq ini, kami tidak menyerah dan kami terus meningkatkan kemampuan," kata Rosidi.
Kedepan, pihaknya berharap keberadaan Cilokaq bisa lebih diterima dari semua kalangan, mengingat Cilokak adalah warisan kesenian Sasak. (dy)