SATUNUSA. CO, LOTIM -Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur H. M. Juaini Taofik menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah telah memperomosikan new normal atau kenormalan baru untuk kembali meningkatkan produktivitas. Hal tersebut disampaikan Sekda, Kamis (18/06) saat rapat koordinasi dengan kementrian Agama Kabupaten Lobok Timur dan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di daerah ini, menindaklanjuti rencana pembukaan Pondok Pesantren.
Acara yang berlangsung di Kantor Bupati tersebut dihadiri 152 pimpinan ponpes yang ada di Lombok Timur
Ia memaparkan sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan kenormalan baru seperti kemampuan gugus tugas untuk mengendalikan kasus, fasilitas kesehatan dipastikan memiliki kemampuan untuk menampung jumlah penderita jika terjadi siatuasi yang tidak diinginkan, dan dalam 14 hari terakhir sudah tidak ada lagi kasus baru.
Ia menyebut, di provinsi NTB belum ada kabupaten/ kota yang dapat melaksanakan New Normal karena masih adanya penambahan kasus. Lombok Timur hingga saat ini sudah sampai pada 99 kasus. Angka ini masih jauh dari prediksi yang menyebutkan bahwa Lombok Timur sebagai tempat munculnya kasus pertama dan memiliki jumlah penduduk terbanyak di NTB, jumlah kasusunya pada Juni akan mencapai 500 kasus.
Sekda yang merupakan sekretaris gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Lombok Timur juga menyampaikan bahwa faktor Pondok Pesantren menjadi poin penting dalam pengendalian kasus di Lombok Timur.
" Munculnya kasus pertama di Ponpes menyebabkan ruang gerak penularan yang terbatas. Sehingga ketika ada kasus dan Ponpes langsung di Lockdown maka kasus tidak menyebar secara massif," jelas Sekda.
Belajar dari itu pula Juaini mengingatkan Pembukaan Pondok Pesantren tetap harus dibarengi protokol ketat pencegahan Covid-19. Nantinya masing-masing pengurus atau pimpinan pondok pesantren harus mengajukan kesiapannya dengan catatan telah mempersiapkan fasilitas seperti thermogun, fasilitas cuci tangan, dan menjaga jarak fisik, serta tetap mengenakan masker.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupatan Lombok Timur berharap pembukaan Ponpes ini dapat dimanfaatkan untuk mengejar serapan dan kurikulum. Sebab bagaimanapun proses belajar di Ponpes yang memiliki asrama tentunya akan sangat berbeda jika dilakukan di rumah. Tidak saja dari segi pengawasan dan disiplin tapi juga suasana kebatinannya.
152 Ponpes yang diundang hadir dan diharapkan dapat memulai proses belajar tatap muka adalah Ponpes yang memiliki asrama serta memiliki program thfidz, Multi-lingual, pembacaan kitab kuning, baik salah satu di antaranya maupun keseluruhan. (pkp/ram)