LOTIM, SATUNUSA.CO - Rinjani, raksasa mempesona nan anggun. Gunung tertinggi bila melihat ukuran pulau Lombok tempat ia tegak menjulang. Tertinggi ke dua vulkanik aktif di Indonesia.
Rinjani, bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), bersaput kabut bermandi matahari tropis, menggoda jiwa petualang dan penikmat keindahan. Rinjani tak lari dikejar, menanti ditaklukkan.
Menemukan keindahan lengkap Rinjani, menjajalnya melalui jalur Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur menjadi salah satu pilihan terbaik. Rute yang cukup panjang tapi relatif datar dengan savana yang bebas menyerap terik matahari. Siap-siaplah berdamai dengan sedikit radiasi matahari yang dapat membakar kulit.
Tapi, petualang tak akan mundur.Tak heran ada anggapan belum benar-benar pendaki gunung bila belum berhasil menginjakkan langkah sampai titik tertinggi Rinjani. Puncak.
Menaklukan Rinjani sampai ke puncak harus melalui beberapa pos. Pos pertama yang benar-benar landai, dan pos-pos berikutnya mulai menanjak dengan sedikit jalur datar untuk mengatur nafas atau melemaskan otot. Sedikit saja, beberapa meter saja.
Tiga pos sebelum sampai di Pelawangan. Delapan sampai sepuluh jam adalah waktu yang kemudian harus dihabiskan untuk tiba di lokasi yang menjadi camping ground para penjelajah Rinjani itu.
Pelawangan, menyuguhkan panorama danau Segara Anak yang tenang serupa bulan sabit. Danau bening sedalam tak kurang dari dua ratus meter dengan Gunung Baru Jari di tengahnya. Danau yang menegaskan keteguhan Rinjani, menelan segala letih, membagi segala damai, membawa sejuk, memberi harapan baru.
Tak hanya Segara Anak, di sekitar dua ribu meter di atas permukaan laut yang sejuk dan tenang, ada pula sumber air panas di dekatnya yang akan menghalau dingin kabut gunung.
Rinjani tak selesai di Pelawangan dan Segara Anak. Puncak adalah puncak keindahan Rinjani sesungguhnya. Puncak yang menanti dengan jingga matahari terbit di bahunya. Puncak dengan panorama terindah di seluruh gunung api Indonesia.
Dan mencapai puncak tak pernah mudah. Dataran setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, baru dapat dicapai setelah melewati medan pasir, batu, tanah dengan jarak aman yang terlalu pas-pasan. Terlalu dekat dengan bibir kawah. Medan pasir dan batu krikil menyebabkan langkah tak bisa mantap. Maju sedikit dan terperosok mundur, begitu seterusnya. Karenanya, mendekati puncak adalah yang terberat.
Langkah yang akhirnya akan menemui balasan setimpal ketika kaki menjejak tepat di 3.726. Keindahan matahari tiada tara. Cahayanya yang menembus gumpalan awan dan mencairkan kabut, hangat menghalau lelah.
Melongok ke bawah, hamparan desa di kaki kokoh Rinjani, Sembalun, menjadi pemandangan segar membuka mata. Ada pula Tambora di seberang, gunung agung Pulau Dewata, bahkan Gunung Raung Banyuwangi, ketika cuaca bagus. Keindahan yang tiada mampu terwakili kata, tapi meresap di jiwa.
Mendaki Rinjani, merengkuh keindahan yang tidak hanya membutuhkan stamina, tapi juga kesabaran dan semangat, serta tentu saja keberanian menjejaknya.
Tapi, jangan khawatir dari Pelawangan saja, Pendaki bisa menikmati Pesona Rinjani yang cantik
Nah, setelah cukup lama pendakian ditutup akibat pandemi covid-19, Anda bisa menikmati keindahan Rinjani setelah Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menerbitkan release dibukanya pendakian Rinjani tertanggal 22 Agustus 2020. Karena masih dalam masa pandemi, pembukaan pendakian akan menerapkan protokol, syarat, dan ketentuan yang ketat. Jumlah kunjungan tiap pintu masuk pun dibatasi tiap harinya.
Selamat mendaki, selamat merengkuh indahnya Rinjani dan tentu dengan tetap menjaga keindahannya. (dn.s)