SATUNUSA.CO, LOTIM- Sebanyak 2.220 SD dan SMP di Lombok Timur mulai melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, Senin (16/11).
Sejak pukul 07.00 Wita, siswa mulai berdatangan. Petugas Kesehatan dan Guru melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk sekolah.
Setiap kelas dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan dan handsanitizer. Tak seorang pun siswa tidak menggunakan masker dan diharuskan cuci tangan sebelum mengikuti proses belajar.
"Mulai hari ini, kita simulasi belajar tatap muka. Semua kita harus mengikuti protokol kesehatan, harus pakai masker, cuci tangan dan tetap jaga jarak," ungkap kepala SMPN 1 Selong, Islahul Muttaqin saat memberikan pengarahan ke siswanya sebelum proses belajar berlangsung, Senin pagi.
Pun di SMPN 1 Labuhan Haji dan SDN 1 Teros, pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat. Jarak duduk antar siswa diatur 1,5 meter dari siswa lainnya. Guru yang mengajar, semuanya menggunakan face shild.
Pola pembelajaran tatap muka dilaksanakan dengan dua shift. Shift pertama dari 07.30 sampai 09.00 Wita dan shift kedua, 09.30 sampai 11.00 Wita. Semua kantin sekolah tidak boleh dibuka untuk menghindari kerumunan siswa.
Pengawas dan petugas kesehatan dikerahkan ke semua sekolah untuk memantau proses belajar tatap muka di hari pertama ini.
"Untuk sementara, sebagian besar protokol kesehatan telah terpenuhi, sekolah telah siapkan thermo gun, tempat cuci tangan, cuma tadi saya minta jarak duduk siswa depan belakang juga diatur," terang Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur, Ahmad Dewanto Hadi saat meninjau di SMPN 1 Labuhan Haji, Senin pagi.
Mulai hari ini hingga satu minggu ke depan, ujar Dewanto, pihaknya akan melakukan proses evaluasi. Tim dari Dikbud dan petugas kesehatan sudah disebar untuk memantau pelaksanaan proses belajar tatap muka di setiap sekolah.
Hasilnya nanti, lanjutnya, menjadi bahan evaluasi, mana yang kurang terutama dari protokol kesehatan, berikutnya harus dipenuhi.
"Paling utama nomor satu adalah kesehatan, protocol kesehatan itu mutlak, tidak ada tawar menawar," tegasnya.
Karena itu, tambahnya bila dalam evaluasi ada sekolah ditemukan belum memenuhi standar sesuai yang ditetapkan, maka direkomendasi pembelajaran tatap muka tidak boleh dilanjutkan sebelum sekolah memenuhi komitmennya dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, semua sekolah di Lombok Timur disemprotkan cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran covid 19.(ram}