SATUNUSA CO, LOTIM - Masih banyaknya siswa+ siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasyah Ibtidaiyah (MI) di Lombok Timur yang belum di vaksinasi, Polres Lombok Timur dan Pemkab mengumpulkan Kadis Dikbud, Kemenag,Camat, Kapolsek, Danramil Kepala UP Pendidikan, Kepala KUA dan kepala sekolah SD dan MI se Lotim, di Gedung Dharma Bhayangkara Polres Lotim, Senin (24/01).
Kapolres Lombok Timur AKBP.Herman Suriyono dalam koordinasi percepatan vaksinasi anak tersebut, mengatakan salah satu langkah mengantisipasi penyebaran kasus Covid 19 dan varian Omnicron yang dinilai cepat menyebar di wilayah Lombok Timur, yaitu dengan vaksinasi khususnya vaksinasi terhadap siswa SD dan MI, yang dinilai saat ini masih belum maksimal
" Saat ini kita fokus kegiatan vaksinasi khusus anak usia 6 - 12 tahun, " ungkapnya,
Dijelaskan, dalam kegiatan vaksinasi anak ini, terjadi beberapa kendala, akibat sosialisasi ke ruang tua siswa tidak sampai, mengakibatkan banyak sekolah SD dan MI yang menolak program vaksinasi,
" Dalam sosialisasi program vaksinasi ini, peran pemerintah sangat diharapkan lebih aktif lagi, termasuk meminta peran kepala sekolah, untuk mendata siswa siswinya yang belum di vaksinasi, agar program pemerintah untuk vaksinasi anak usia 6 -12 tahun ini, dapat berjalan dengan lancar," jelasnya.
" Capaian vaksinasi berdasarkan Pcare, untuk dosis pertama sudah mencapai 86,07 persen, Dosis II mencapai 58,15 persen, tapi secara manual capaian vaksinasi dosis I capai 90,42 persen dan Dosis II capai 59,99 persen," sebutnya.
Sementara itu Sekda Lotim H.M.Juaini Taofik, menyebutkan Bupati Lotim, berharap capaian vaksinasi anak Umur 6 - 12 tahun, dapat memenuhi target, karena stok vaksin anak ini, masih banyak, dan berharap agar kepala sekolah MI dan SD yang menolak, dapat mengarahkan siswanya untuk divaksinasi.
" Kemungkinan sekolah yang menolak vaksinasi ini, dampak berita hoax, buktinya siswa yang sudah disuntik tidak ada masalah," sebutnya.
Sekda juga mengatakan Terkait Pcare, dirinya meminta dukcapil untuk segera melakukan sinkronisasi data.
" Kami minta para Camat, untuk segera berkoordinasi dengan Forkopincam, untuk melakukan pendataan di lapangan, agar penolakan sekolah untuk vaksinasi siswa dapat ditemukan solusi," tegasnya.
Kadis Kesehatan DR .H.Pathurrahman, juga meminta agar para kepala Puskesmas untuk melakukan koordinasi dengan Kapolsek dan Danramil untuk menentukan sasaran vaksinasi.
" Mari kita berikan edukasi ke orang tua siswa, vaksinasi di lakukan untuk kesehatan anak," jelasnya.
Terkait efek samping vaksinasi, menurut Pathurrahman, bentuk reaksi dari badan kita, misalnya bengkak dan demam hal itu biasa, tidak ada masalah
" Saat screnning, hendaknya anak tetap di dampingi orang tua," jelasnya.(*)