KISAH

Mengenal Batik Sasambo Produksi Pringgasela

Blog Image
Kusman Jayadi dengan produksi batik Sasambo

SATUNUSA.CO, LOTIM - Nusa Tenggara Barat punya batik khas yang disebut Sasambo. Nama batik ini mencerminkan tiga etnis yang ada yaitu Sasak (Lombok), Samawa (Sumbawa) dan Mbojo (Bima). Salah seorang pengrajin yang tekun memproduksi batik sasambo adalah Jaya Abadi Pringgasela, milik Kusman Jayadi.

Dia mulai mengembangkan batik sasambo sejak tahun 2010. Saat itu pemerintah provinsi menetapkan batik sasambo sebagai ciri khas, asli batik yang berasal dari NTB. Kemudian diikuti dengan kebijakan, batik ini menjadi salah satu pakaian seragam resmi yang digunakan Aparatur Sipil Negera (ASN) di lingkup Pemerintah Provinsi NTB.

"Saya mulai mengembangkan sasambo sejak Pemprov menetapkannya sebagai batik khas masyarakat NTB, tahun 2010 lalu," ungkap Kusman Jayadi, saat ditemui di kediamannya, desa Pringgasela Selatan, Rabu, (02/10/2019).

Waktu itu, ujar Jayadi, Pemprov  NTB meminta ciri khas 3 etnis yang ada digambarkan dalam satu kain batik yang disebut sasambo, dan awalnya bisa dilalukan oleh para pengrajin. Namun seiring waktu, ternyata keinginan pemerintah punya kendala di lapangan terutama soal hak cipta dan tidak semua pengrajin tahu, ciri khas dari 3 etnis ini.

Corak motif batik sasambo beragam. Ada motif lumbung, berugaq, kangkung (kuliner), tanduk, bale solut (Bima), bale panggung, karapan sapi (Sumbawa) dan lainnya hingga motif cerita rakyat seperti Putri Mandalika. Cerita ini dicerminkan dalam satu kain, ada pangeran, putri raja dan nyale (cacing laut, simbol putri mandalika dalam cerita rakyat Lombok berubah wujud menjadi nyale).

Baca juga :   Blak-blakan Bicara Pariwisata bersama Sareh Erwin

Ada pula motif lumbung dengan kombinasi sayur  kangkung yang  biasanya untuk plecing ciri khas kuliner sasak. Dua kombinasi ini menggambarkan makan khas masyarakat Lombok dan kebersamaan yang dihimpun dalam satu sarana yang disebut berugaq atau lumbung.

"Setiap ciri khas yang digambarkan dalam batik sasambo, punya makna filosofis," tandasnya.

Dia mengakui permintaan batik sasambo mengalami peningkat terutama sejak pemerintah daerah  baik provinsi maupun kabupaten mengeluarkan kebijakan, batik tenun termasuk sasambo sebagai salah satu pakaian kerja yang digunakan ASN di lingkup pemerintahan. Tak hanya itu, permintaan pula datang dari warga NTB yang tinggal di luar daerah seperti Jakarta dan Kalimantan, bahkan menembus pasar Malaysia. Mereka tertarik dengan keunikan motif batik ini.

Bahan baku batik sasambo masih didatangkan dari Yogyakarta. Sedangkan produksi mulai dari disain, pewarnaan hingga menjadi barang jadi dikerjakan oleh para pengrajin. Butuh waktu beberapa hari untuk memproduksi satu batik sasambo.

Di hari batik nasional ini, Kusman Jayadi berharap,  kedepan batik sasambo lebih dikenal luas sebagai batik khas masyarakat Nusa Tenggara Barat. (rsn/m)

Recent Post

blog image
UMUM

Bappenas dan BRAC Internasional Kunjungi Kawasan Jeringo

SATUNUSA.CO,LOTIM - Tim Bappenas dan Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) Internasional berkunjung ke kawasan transmigrasi Puncak Jeringo Kecamatan Suela Lombok Timur, Selasa (21/10/2025)....

blog image
UMUM

Pasca Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025, ITDC bersama Pemprov NTB danĀ  Pemkab Loteng Dorong Percepatan Realisasi Investasi di The Mandalika

SATUNUSA.CO, MATARAM-Event Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 seri ke-18 yang berlangsung di Pertamina Mandalika International sirkuit  Kecamatan Pujut,Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nu...

blog image
UMUM

Miliki Peran Strategis, Wagub Indah Harap PWI NTB Kawal Pemerintahan Iqbal-Dinda

SATUNUSA.CO, MATARAM- Wakil Gubernur Indah Dhamayanti Putri menerima silaturahmi pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB di ruang kerjanya, Senin 20 Oktober 2025.

Wagub menegaskan...