SATUNUSA.CO, LOTIM- Masyarakat di Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur melaksanakan tradisi Nggaro Nggareng atau membajak sawah, Rabu (09/12).
Tradisi ini dilaksanakan tiap tahun, turun temurun, terutama setiap musim tanam padi.
"Ini sebagai tanda dimulainya musim tanam padi bagi petani di wilayah kami sebagai rangkaian kegiatan pesona Pengadangan III, " ujar Panitia Pesona Pengadangan III, Budi Setiawan.
Upacara tradisi ini, papar Budi, diawali dengan proses ngampar atau penyemaian benih, ndoa serabi, masang tenggala (alat bajak tradisional ditarik 2 ekor sapi) kemudian ngayugaq, bubus sampi ( kotoran sapi sebagai penyubur tanah) sampai prosesi memanuang atau mengantar makanan untuk orang yang bekerja membajak sawah.
Tradisi Nggaro Nggareng ini diiringi dengan alunan musik tradisional cungklik. Alat musik berbahan bambu, ditambah suling dan pereret ini terus mengiringi warga yang bergotong royong hingga prosesi membajak sawah selesai.
Setelah itu, datanglah iringan ibu - ibu sebagian besar dari gadis desa setempat membawa dulang berisi makanan khas sasak untuk dihidangkan kepada warga yang bekerja.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, H.Mugni Sn. mengatakan, tradisi Nggaro Nggareng merupakan tradisi asli masyarakat suku sasak yang turun temurun terus dilestarikan. Tradisi ini, sekaligus sebagai cermin kekuatan semangat gotong royong.
"Yang utama dalam tradisi ini adalah nilai gotong rotongnya, kebersamaan antara orang tua dengan kaum muda. Ada ibu- ibu, dedare yang mengantarkan makanan untuk mereka yang bekerja di sawah, " jelasnya.
Tradisi ini, kata Mugni, penting dilestarikan untuk menjaga nilai luhur yaitu semangat gotong royong masyarakat.
"Karena itu, pemda dan pemerintah pusat punya komitmen untuk terus mensuport kegiatan ini, " tutupnya.(ram)