Senin 10 Dzulhijah/17 Juni 2024 kita merayakan Hari Raya Idul Adha 1445 hijriah. Dan dua hari sebelumnya, saya Widi Widiyanto (WW) berbincang-bincang dengan Penjabat Bupati Lombok Timur H.Muhammad Juaini Taofik ( Kak Ofik) usai take video ucapan hari raya Idul Adha.
Berikut kami sajikan dalam bentuk wawancara khusus.
WW: Apa makna Idul Adha dalam pandangan Kak Ofik ?
Kak Ofik : Yang pertama dulu, kita ucapkan puji dan syukur, kita dikaruniai oleh Allah SWT nikmat Iman yang tidak ternilai dan sebuah Hari Raya yang penuh berkah. Idul Adha. Belum lagi, keseharian kita bermasyarakat di dalam lingkungan masyarakat yang religius, kabupaten Lombok Timur. Alhamdulillah.
Senin 10 Dzulhijjah 1445 Hijriah/17 Juni 2024, kita akan merayakan hari raya Idul Adha atau yang kita kenal juga dengan hari raya kurban.
Idul Adha hendaknya kita maknai sebagai momentum aktualisasi pesan moral spiritual dalam kisah Nabi Allah Ibrahim as dan Nabi Allah Ismail.
WW: Di hari raya idul adha, warga kita banyak yang berkurban baik itu sapi maupun kambing, ini menunjukan apa Kak Ofik ?
Kak Ofik: Secara sosial, dalam perayaan Idul Adha yang paling nampak adalah berkurban kambing atau sapi, kemudian dagingnya dibagi kepada saudara-saudara kita, sahabat,teman sanak family dan umumnya diutamakan yang kurang mampu. Berapapun jumlahnya, maknanya kemudian terletak di aspek berbagi tadi.
Sebagai gambaran, di Masjid- masjid yang ada di kota Selong dan Musala-musala lainnya di sekitarnya, warga mampu mengorbankan sekian ekor sapi dan tentu di tempat-tempat lainnya di Lombok Timur hal yang sama terjadi, bahkan mungkin lebih besar jumlah kurban dan perayaaanya.
Bagi saudara kita yang dikarunia kelebihan rezeki, kemudian membeli hewan kurban dan disalurkan untuk saudara muslim lainnya, spiritnya tentu sebagai wujud memupuk rasa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Berbagi daging kurban, menjadi momentum, bentuk rasa kepedulian satu sama lain, bahkan perekat rasa persaudaraan antara penerima dan pemberi. Situasi itu bingkai potret sisi sosial yang kuat.
WW : Kalau kita lebih dalam lagi, berkurban ini, tidak lepas dari kisah nabi Ibrahim as.
Kak Ofik : Benar, tengoklah, peletakan sejarah Ibadah kurban yang dilakukan oleh Nabi Allah Ibrahim as. dan Nabi Ismail. Nabi Ibrahim sangat mengimani, apa yang dialami dalam mimpi untuk menyembelih anaknya Ismail menjadi sebuah perintah Allah SWT. Kebenaran wahyu yang harus dijalankan.
Di sudut berbeda, saat akan menjalankan perintah Allah SWT tersebut, nabi Ibrahim akan menemukan dan melihat dengan jelas, putranya Ismail akan berlumuran darah, disembelih oleh tangannya sendiri. Dan itu Sungguh sangat berat dilakukan oleh seorang yang menunggu kelahiran putranya bertahun-tahun. Seorang ayah akan kehilangan putranya di tangannya sendiri.
Namun, nabi Ibrahim memenangkan keimanannya. Siapapun yang menolak, bahkan Syetan yang menjelma menjadi manusia sekalipun, tidak mampu menggoyahkan niat nabi Ibrahim. Perintah Allah harus dijalankan. Bahkan Ismail, menguatkan hati ayahnya untuk menjalankan perintah tersebut.
WW: Begitu kuat dan besar dorongan iman.
Kak Ofik : Ya, iman/percaya, tidaklah sama dengan melihat. Seseorang yang percaya belum tentu melihat dan yang melihat belum tentu percaya.
Acap kali, apa yang nampak terlihat oleh mata berbeda jauh dari apa yang di-Imani hati. Sekali penglihatan mata tertipu, tertutuplah pintu iman di dalam hati
Sepintas, dengan gemar bersedekah, berinfak dan berkurban dengan membeli sapi maupun kambing yang akan dikurbankan pada hari Raya Idul Adha, terlihat dalam pandangan mata berkurangnya harta seseorang. Itu yang nyata.
Sisi yang lain adalah, sisi yang lebih dalam lagi. Iman. Idul Adha dan kurban bisa dimaknai dari aspek seorang hamba yang memiliki keimanan dalam hatinya dengan penglihatan matanya.
Iman yang tertanam menunjukkan, bahwa syukur menjanjikan ganjaran yang berlipat-lipat dan kelak semua yang dikurbankan akan berbuah lebat karena tersiram keberkahan. Sesuatu yang tidak mudah dipahami oleh penglihatan mata kepala.
WW: Yang terakhir, apa harapan Kak Ofik dalam momentum idul adha tahun ini ?
Kak Ofik: Semoga Idul Adha tahun ini, menjadikan Iman kita semakin menebal. Setiap pemimpin siapapun kita dalam jenjang apapun kita di Lombok Timur, hendaknya dengan masyarakat saling melengkapi, tentu mempererat rasa persaudaraan meningkatkan persatuan dan kesatuan . Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.(*)